Hafal Quran tanpa menghafal? Memang bisa? Gimana caranya bisa hafal tanpa menghafal? Inilah yang ada di benak saya ketika saya melihat info acaranya di beranda fb. Karena saat ini saya sedang berikhtyar menghafal quran, saya pun langsung tertarik dan penasaran.
Minta izin suami dan alhamdulillah diijinkan pergi berdua saja dengan Aisyah karena kebetulan memang hari kerja. Dan ini adalah kegiatan saya keluar pertama kali berdua saja dengan Aisyah tanpa suami, selain ke swalayan atau warung dekat rumah ya 🤭🤭
Nama kegiatannya adalah Pelatihan Menghafal AlQuran Metode Tikrar "Hafal tanpa Menghafal", yang diselenggarakan oleh Persaudaraan Muslimah kota Bekasi bekerja sama dengan Syamil Quran. Trainernya adalah Ustadz Yudi Imana master trainer dari Syamil Quran. Dan, saya akui memang beliau master trainer, karena benar benar membawa suasana yang begitu fun selama pelatihan, tapi value nya kita tetap bisa dapat. Meski diselingi gelak tawa menggelegar tapi hati bisa ikut bergetar ketika beliau menyalurkan semangat untuk terus cinta quran dan menjadi penghafal Quran. Bahkan saya ikut menangis dibuatnya ketika ikut berteriak menyuarakan keinginan menjadi penghafal Quran. MashaaAllah.
Pelatihan ini gratis lho, bahkan di akhir kegiatan, Alhamdulillah saya berkesempatan mendapat Mushaf Tikrar Quran Hafalan secara cuma cuma juga. Selain menjelaskan tentang metode menghafalnya, ustadz juga mengajarkan dasar tahsin (pengucapan huruf vokal, membaca mad, dan ghunnah). Ustadz Yudi pun di akhir pelatihan menyampaikan kepada kami, para peserta, untuk mengamalkan serta menyebarkan ilmu yang kami peroleh selama pelatihan. Ini pun menjadi salah satu alasan saya untuk berbagi pengalaman ini. Siapa tahu ada teman teman yang membaca tulisan ini dan sedang berusaha menghafal, bisa mencoba metode ini dan semoga bisa cocok.
Lalu bagaimana cara menghafalnya? Metode Tikrar ini, seperti judul pelatihannya 'hafal tanpa menghafal'. Yang kita lakukan hanyalah membaca, melihat dan mengulang ulang. Yap, membaca berulang-ulang. Berapa kali? Minimal 40 kali. Bahkan kata beliau, standar untuk bisa benar benar hafal adalah 100-350 kali (mm, kalau ga salah ingat ya, intinya lebih dari 100 kali gitu 🙏🙏).
Menghafal dengan metode ini dibantu dengan menggunakan Mushaf Tikrar. Tampilan Mushaf ini agak beda yaa dengan mushaf-mushaf biasa untuk tilawah. Di setiap halaman ada kolom yang berisi ayat Al Quran dan kolom yang berisi kotak kotak untuk merekam jejak menghafal kita. Saya coba jelaskan ya bagaimana menggunakan mushaf ini. Seperti terlihat dalam gambar, ayat-ayat AlQuran di tiap halaman dibagi menjadi 4 bagian yang ditandai dengan warna abu abu-terang-abu abu-terang. 1 daerah bagian ini disebut dengan makra. Jadi dalam satu halaman ada 4 makra. 1 makra bisa terdiri dari 1-3 ayat Al-Quran. Dalam 1 makra sendiri terdiri dari 2 Maqtha. 1 maqtha diawali dengan ayat yang berwarna biru dan diakhiri ayat yang berwarna abu-abu.
Selanjutnya adalah mengisi kolom-kolom yang tersedia yang merupakan panduan kita dalam proses menghafal. Setiap selesai Tilawah dan menghafal kita bisa isi kolomnya. Untuk merekam proses menghafal kita, kita isinya di Kolom Penanda Tikrar. Baris pertama dan kedua diisi tiap selesai membaca 1 maqtha. Baris ketiga (TM1) diisi tiap selesai membaca 1 makra sekaligus. Tiap baris ada 8 kolom ya, jadi tiap kolom kita isi ketika sudah selesai membaca 5 kali. Jadi total perbarisnya ada 40 aktivitas kita membaca. Untuk baris TM1-2 diisi setelah membaca makra 1 dan 2 sekaligus. Maknanya sama juga untuk TM 2-3, TM 1-3, dst.
Selanjutnya Kolom Penanda Muroja'ah. Kolom ini kita isi ketika melakukan muroja'ah, yaitu membaca ayat tanpa melihat mushaf. Murojaahnya diisi untuk tiap 1 makra. Dan tiap murojaah juga dilakukan sebanyak 40 kali.
Jadi, kalau kita runutkan aktivitas menghafal kita seperti ini:
1. Membaca maqtha pertama sebanyak 40x
2. Membaca maqtha kedua sebanyak 40x
3. Membaca Makra 1 (2 maqtha sekaligus) sebanyak 40x
4. Murojaah Makra 1 sebanyak 40x
Dengan cara yang sama kita lakukan untuk makra 2, 3 dan 4. Selesai makra 2 ditambah membaca makra 1-2 sekaligus. Begitupun ketika selesai membaca makra 3 dan 4. Lalu terakhir murojaah 1 halaman.
Dengan membaca berulang-ulang seperti ini, inshaaAllah kita akan hafal dengan sendirinya tanpa harus menghafalkannya. Dan karena berulang ulang inshaaAllah akan melekat di ingatan kita.
Kalau praktik saat pelatihan, karena keterbatasan waktu, kami mencoba langsung 2 maqtha atau 1 makra. Kami membaca 1 makra dengan melihat mushaf sebanyak 10 kali. Kemudian, tanpa melihat mushaf 5 kali. Membaca dengan memejamkan mata sebanyak 5 kali. Membaca dalam hati sebanyak 5 kali. Dengan melihat ke arah kubah masjid sebanyak 5 kali. Terakhir, dengan fokus ke satu titik sebanyak 5 kali. Terakhir, menyetorkan hafalan kepada teman duduk di sebelah kami. Dan, Alhamdulillah sebagian besar dari kami bisa hafal. MashaaAllah.
Oke, semoga bisa dipahami ya metode hafal tanpa menghafal ini. Bisa dicoba coba metodenya ya, siapa tahu cocok sehingga bisa memudahkan kita dalam menghafal kalam Allah. Target hafalannya bebas yaa.. disesuaikan saja dengan waktu kita. Biasanya emak-emak khususnya kan pasti kerjaannya bejibun yaa 🤭🤭 mau sehari 1 makra bisa, 2 makra boleh, bahkan kalau ternyata bisanya cuma 1 maqtha juga ngga apa apa. Yang terpenting terus berprogres daripada mandek, hafalannya ngga nambah-nambah. Yee kaan??
Terakhir, semoga sharing ini bisa bermanfaat yaa. Tetap semangat menghafal. Niat yang kuat dan keteguhan hati kita dalam menghafal pun tak kalah pentingnya. Jadikan kegiatan menghafal Al-Quran sebagai aktivitas kita untuk bisa terus berinteraksi dan berlama lama dengan Al-Quran. Kemudian, ketika kita pun menjadi hafal itu adalah murni karena karunia dari Allah. Semoga Allah mampukan kita, keluarga kita dan keturunan kita menjadi keluarga Allah di dunia. Aaamiin.
No comments