Meski kali ini masih di kelas Pra Bunda Sayang, tetapi keseruannya sudah terasa. Ke-khas-an kegiatan pun terasa, dimana di setiap 'permainan'nya akan membawa kita banyak ber-selftalk, berfikir dan merenung. Kalau selama ini sih Alhamdulillah selalu berhasil membuat saya 'tersadar' dari banyak hal yang terlewatkan.
Seperti wahana kali ini, di pesisir pantai Pulau Cahaya yang aduhai anginnya sepoi sepoi ini, kami diminta membuat Istana Pasir kami sendiri!
Bagaimana Istana Pasir saya??
Ibu Profesional bagi saya adalah seorang perempuan yang menjalankan perannya sebagai diri pribadi, istri dan ibu penuh dengan kesadaran atau mindfulness dan kebahagiaan.
Kenapa 'penuh kesadaran?' karena seperti yang saya rasakan, terkadang, atau bahkan sering, saya menjalankan peran saya di bumi Allah ini sehari hari hanya mengalir saja. Padahal, tiap detik yang sudah Allah karuniakan ini sangat berharga dan tidak akan kembali lagi.
Sebagai diri pribadi. Allah menciptakan kita tentunya spesial. Masing masing dari kita mengemban Misi yang spesifik dengan potensi yang juga unik yang sudah Allah karuniakan. Maka sudah selayaknya menjalankan peran pribadi dengan terus berusaha menemukan dan menjalankan misi penciptaan kita di bumi Allah serta menjalankan peran kita sebagai bagian solusi dari permasalahan umat.
Sebagai seorang istri. Peran istri ini tentunya bukanlah sebuah status yang "given" begitu saja. Menjalankan peran ini harus penuh kesadaran untuk meraih ridho Allah dan suami. Membersamai suami dalam menjalankan misi hidupnya dan bersama-sama menjalankan misi keluarga.
"... Maka perempuan-perempuan yang shalih adalah mereka yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka)." (An Nisa: 34)
Sudahkah kita benar benar menjalankan ini?
Sebagai seorang Ibu. Amanah menjadi seorang Ibu adalah amanah langsung dari Allah. Pertanggung jawaban yang juga langsung kepada Allah, bukan dari atau kepada orang lain. Ibu adalah sekolah pertama dan utama bagi anak. Menjalankan peran sebagai ibu dengan membersamai anak agar fitrahnya tumbuh dan berkembang sempurna. Sehingga, kelak sang anak mampu menemukan dan menjalankan peran sesuai misi hidup yang Allah ridhoi. Tentu bukan hal yang mudah, butuh kesungguhan dan ilmu. Maka, sebuah keniscayaan seorang ibu harus terus belajar dan meningkatkan kemampuan dirinya.
Seperti apa dirimu dalam mengikuti Bunda Sayang ini?
Jika di kelas Matrikulasi IIP saya belajar mengenal diri lebih dalam. Di sini saya menemukan peran untuk fokus dalam Pendidikan dan Syiar Qurani. Dan, ini yang sedang saya usahakan untuk tekuni dan jalani saat ini.
Di Kelas bunda sayang ini, bocorannya sih, akan belajar tentang Ilmu Dasar Mendidik Anak. Jadi, saya menganalogikan, saat ini saya sedang berada di sebuah kapal dengan kaptennya adalah suami saya dan saya sendiri sebagai Pendamping Kapten. Di dalam kapal ini ada penumpang kapal (yaitu anak-anak) dan juga kapal itu sendiri (yaitu rumah tangga saya). Ketika berlayar tentunya ada kalanya berada di laut yang tenang dengan angin semilir yang menyejukkan, ada kalanya bertemu dengan riak riak gelombang kecil, dan tentunya ada saatnya bertemu badai yang mengakibatkan semua penumpang panik. Sebagai seorang pendamping tentunya saya harus siap dan siaga membersamai kapten dalam menjalankan kapal untuk sampai tujuan berlayar dengan selamat. Saya harus tahu bagaimana medan di lautan dan mengatasinya, bagaimana membuat penumpang merasa nyaman dalam perjalanan, dan memastikan kapal yang kita tumpangi nyaman dan aman.
Di kelas bunda sayang inilah, dalam waktu sekian bulan, saya akan ditempa untuk memperbanyak bekal ilmu dan berlatih agar mampu lebih baik lagi dalam membersamai Kapten menjalankan kapal kami. Kapten dan Kapal sudah menunggu untuk mendapatkan seorang pendamping dengan versi terbaiknya untuk berpetualang! Lakukan yang terbaik agar seluruh awak dan penumpang kapal berlayar dan berpetualang dengan bahagia sampai di tujuan!
........
Yey, berhasil juga membuat Istana Pasir di Wahana ini. Dalam membuat Istana Pasir ini, persiapan yang saya lakukan adalah selftalk dan berdiskusi dengan sang Kapten atau suami. Ibu Profesional dengan versi yang bagaimana sih yang suami idamkan? (cieee.. ehm). Oh iya, juga dengan memandang malaikat kecil saya yang masih berusia 19 bulan. Kira-kira ibu dengan versi seperti apa yang membuat ia nyaman dan bahagia menjalani hari-harinya.
Kalau kendalanya.. hmm.. apa yah.. sepertinya suasana pantai yang syahdu dengan angin sepoi-sepoi yang membuat saya terlena bahkan terlelap sesaat, hehe.
Seperti apa dirimu dalam mengikuti Bunda Sayang ini?
Jika di kelas Matrikulasi IIP saya belajar mengenal diri lebih dalam. Di sini saya menemukan peran untuk fokus dalam Pendidikan dan Syiar Qurani. Dan, ini yang sedang saya usahakan untuk tekuni dan jalani saat ini.
Di Kelas bunda sayang ini, bocorannya sih, akan belajar tentang Ilmu Dasar Mendidik Anak. Jadi, saya menganalogikan, saat ini saya sedang berada di sebuah kapal dengan kaptennya adalah suami saya dan saya sendiri sebagai Pendamping Kapten. Di dalam kapal ini ada penumpang kapal (yaitu anak-anak) dan juga kapal itu sendiri (yaitu rumah tangga saya). Ketika berlayar tentunya ada kalanya berada di laut yang tenang dengan angin semilir yang menyejukkan, ada kalanya bertemu dengan riak riak gelombang kecil, dan tentunya ada saatnya bertemu badai yang mengakibatkan semua penumpang panik. Sebagai seorang pendamping tentunya saya harus siap dan siaga membersamai kapten dalam menjalankan kapal untuk sampai tujuan berlayar dengan selamat. Saya harus tahu bagaimana medan di lautan dan mengatasinya, bagaimana membuat penumpang merasa nyaman dalam perjalanan, dan memastikan kapal yang kita tumpangi nyaman dan aman.
Di kelas bunda sayang inilah, dalam waktu sekian bulan, saya akan ditempa untuk memperbanyak bekal ilmu dan berlatih agar mampu lebih baik lagi dalam membersamai Kapten menjalankan kapal kami. Kapten dan Kapal sudah menunggu untuk mendapatkan seorang pendamping dengan versi terbaiknya untuk berpetualang! Lakukan yang terbaik agar seluruh awak dan penumpang kapal berlayar dan berpetualang dengan bahagia sampai di tujuan!
........
Yey, berhasil juga membuat Istana Pasir di Wahana ini. Dalam membuat Istana Pasir ini, persiapan yang saya lakukan adalah selftalk dan berdiskusi dengan sang Kapten atau suami. Ibu Profesional dengan versi yang bagaimana sih yang suami idamkan? (cieee.. ehm). Oh iya, juga dengan memandang malaikat kecil saya yang masih berusia 19 bulan. Kira-kira ibu dengan versi seperti apa yang membuat ia nyaman dan bahagia menjalani hari-harinya.
Kalau kendalanya.. hmm.. apa yah.. sepertinya suasana pantai yang syahdu dengan angin sepoi-sepoi yang membuat saya terlena bahkan terlelap sesaat, hehe.
No comments