Kemarin, ketika saya dan Aisyah bermain di halaman depan rumah, Aisyah mengajak bermain tepung. Tapi, karena hari sudah sore, saya tidak meng-iya-kan ajakannya dan mengatakan pada Aisyah untuk bermain tepung esok pagi. Lalu, saya pun berdiskusi dengan Ayah Aisyah untuk menjadikan kegiatan 'Bermain Tepung' sebagai Family Project kami esok hari.
Cerdas Emosional dan Spiritual. Hari ke-1. Mencuci si 'uu-aa'
Tidak terasa sudah mulai memasuki Zona 3 Bentang Petualang Bunda Sayang. Di zona 3 ini kami akan belajar tentang Cerdas Emosional dan Spiritual. Tantangan kali ini cukup membuat kening berkerut dan pikiran menerawang. Apakah itu? Membuat Family Project harian dengan tema "Aku Sahabat Terbaikmu". Beraktifitas bersama anak akan meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual anak.
Pantulan Warna: Surat Cinta untuk Aisyah
Hai Aisyah,, surat ini ibu tulis ketika kau tertidur dengan lelapnya
Dalam wajah lelapmu ibu melihat banyak kenangan yang sudah kita lalui bersama
Terimakasih Nak, sudah hadir melengkapi perjalanan hidup Ibu..
Terimakasih Nak, sudah membersamai proses ibu belajar menjadi ibu sampai detik ini..
Nak, membersaimu adalah kebahagiaan terbesar ibu..
Melihatmu tumbuh setiap detiknya adalah kesempatan indah yang Allah beri kepada ibu..
Beberapa hari ini kita belajar bersama ya, Nak..
Belajar dan berlatih melakukan ini itu dengan kemampuanmu sendiri..
Belajar makan sendiri, merapikan mainan dan buku sendiri, mengembalikan barang pada tempatnya, dan masih banyak lagi..
Seru ya Nak, dan terimakasih kamu melakukannya dengan bahagia selama bermain bersama sejauh ini
Maafkan ibu ya Nak, yang kadang terlalu khawatir dan meragukan kalau kamu bisa. Padahal ketika ibu memberimu ruang, kamu bahkan bisa melakukan lebih-lebih dari yang ibu kira
Maafkan ibu ya Nak, yang kadang hanya ingin melihat hasil yang sempurna, sehingga kadang mengabaikan proses proses kecil yang sudah kamu lakukan. Padahal itu adalah usaha yang cukup besar yang sudah kamu lakukan
Maafkan ibu ya Nak, yang kadang terburu-buru memaksamu berproses lebih cepat, padahal justru itu bisa saja merusak fitrahmu
Maafkan ibu yang masih harus terus belajar mengendalikan hati, tidak mudah emosi selama proses kebersamaan kita selama ini..
Maafkan ibu yang hingga saat ini masih harus terus belajar dan belajar untuk bisa menjadi ibu yang terbaik untukmu Nak,,
Sekali lagi, terimakasih sudah terus bersabar seperti apapun keadaan ibu saat ini..
Dari ibumu yang entah sampai kapan Allah beri kesempatan untuk bisa terus membersamaimu Nak..
Melatih Kemandirian Anak. Hari ke-13: Pilih sendiri, Yuk!
Melatih Kemandirian Anak. Hari ke-12: Tidak dengan Menangis, ya..
Melatih Kemandirian Anak. Hari ke-11. Aku Mau Pakai Baju Sendiri!
Melatih Kemandirian Anak. Hari ke-10. Aku Bisa Mengupas Kulit Pisang Sendiri!
Melatih Kemandirian Anak. Hari ke-9. Kembalikan buku ke rak, yuk!
Di hari ke-9 berpetualang di "Zona 2-melatih kemandirian anak" ini, Aisyah belajar hal baru yaitu "Merapikan buku kembali ke rak buku". Hari-hari sebelumnya saya mengajak Aisyah hanya sebatas merapikan mainan saja, sedangkan buku-buku yang telah dibaca, biasanya masih saya sendiri yang merapikan dan mengembalikan ke rak buku.
Melatih Kemandirian Anak. Hari ke-8. No ngomel-ngomel.
Hari ke-8 tantangan 15 hari melatih kemandirian ini, saya tetap melanjutkan berlatih makan sendiri dan merapikan mainan sendiri. Masih harus konsisten untuk terus membiasakan Aisyah untuk melakukan kebiasaan ini. Sekali saya skip, maka akan terlewat latihannya. Menguatkan diri sendiri untuk tetap konsisten melatih anak juga sangat penting ya..
Melatih Kemandirian Anak. Hari ke-7. Makan Bersama.
Hari ini masih tetap dengan melatih Aisyah untuk makan sendiri, dimana saya mencoba untuk melakukannya di ketiga waktu makan: pagi, siang dan malam. Pertama, saya ingin mengamati kesanggupan Aisyah. Selain sabagai latihan untuk Aisyah, ini juga latihan untuk saya agar terbiasa dan terus bersabar dalam proses ini.